Breaking News

Bau Busuk Dana Desa Lebak Makin Menyengat — Jalan Beton Retak Dicor Aspal Tipis, Anggaran Rp 80 Juta Lenyap Seperti Debu

 


Gresik, warta.onenrws — Luka lama belum sembuh, borok baru justru terbuka. Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, benar-benar sedang mempertontonkan wajah paling jorok dari pengelolaan Dana Desa.

Setelah proyek jalan aspal sebelumnya disorot karena dugaan menyimpang parah, fakta di lapangan jauh lebih memuakkan. Ternyata, proyek jalan aspal di Dusun Gunungmas RT 03 RW 06 bukan sekadar gagal, tapi diduga kuat hanyalah kamuflase licik untuk menutup jalan rabat beton lama yang sudah retak dan rusak berat.

Praktik culas itu dilakukan dengan cara paling malas dan paling hina dalam dunia konstruksi: jalan beton rusak langsung dicor aspal tipis di atasnya, tanpa perbaikan, tanpa standar, tanpa akal sehat.

Anggaran proyek ini tembus Rp 80 juta untuk panjang 159 meter dan lebar 2,2 meter. Tapi kenyataan di lapangan jauh lebih biadab dari nilai uang itu. Tidak ada pembongkaran rabat lama, tidak ada perbaikan retakan, tidak ada penanganan struktur. Yang ada hanya lapisan aspal super tipis, asal nempel, asal siram, asal gelap.

Secara teknis, cara seperti ini tidak hanya salah, tapi penghinaan terhadap standar konstruksi jalan. Jalan rabat beton yang sudah retak tidak bisa seenaknya langsung ditutup aspal tanpa treatment khusus. Harus dibongkar, diperbaiki, atau minimal dikupas dulu. Kalau langsung ditutup aspal tipis seperti ini, itu sama saja menutupi bangkai pakai karpet. Busuknya tetap keluar, hancurnya tinggal tunggu waktu.

Ketua GMBI KSM Sangkapura, Junaidi, murka. Menurutnya, dengan panjang 159 meter dan lebar 2,2 meter, jika diasumsikan harga overlay aspal berkualitas bagus sekalipun hanya butuh anggaran sekitar Rp 48 juta. Itu sudah termasuk penghamparan dan pemadatan standar. Tapi kenyataan Rp 80 juta dibakar hanya untuk kerja model begini, itu bukan kelalaian, itu sudah modus operandi. Itu cara lama maling baru.

"Ini bukan proyek gagal, ini proyek maling. Dua titik, dua proyek, dua lokasi, hasil sama hancur. Ini bukan kebetulan. Ini sistem. Ini pola. Ini cara kotor orang-orang rakus menggaruk uang negara di atas penderitaan rakyat kecil," tegas Junaidi.

Ia mendesak keras Inspektorat Gresik dan Kejaksaan Negeri Bawean untuk tidak lagi diam. Semua proyek Dana Desa di Desa Lebak harus diaudit total. Tidak bisa pilih-pilih. Tidak bisa tebang pilih. Karena pola busuk seperti ini bukan hanya merugikan negara, tapi sudah masuk kategori kejahatan terhadap hak dasar warga: jalan desa yang layak.

Sementara Kepala Desa Lebak, Fadal, makin sulit dilacak. Tidak aktif. Tidak bisa dikonfirmasi. Hilang ditelan isu. Diam seperti jalan rabat beton yang ditutup aspal: kelihatannya diam, padahal di dalamnya penuh retakan busuk yang siap meledak kapan saja.

Sampai berita ini di tayangkan Kepala Lebak belum bisa di konfirmasi. 

Pewarta: Red/tim

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close